Rabu, 10 Juli 2019


Dalam sebuah desa peran kaum terpelajar merupakan suatu peran penting dalam mengaplikasikan semua ilmu yang di dapat dari dunia pendidikan. Yang paling berperan bagi pengembangan desa adalah antropologi kampus. di lihat dari semua persoalan yang ada pada desa dan untuk menjadikan desa sebagai salah satu katagori untuk desa berkembang adalah peran dari antropologi kampus.
Defenisi secara bahasa kata antropologi adalah manusia, dan kampus adalah wadah atau tempat untuk menimbah ilmu dalam pendidikan formal. Jadi defenisi dari antropologi kampus adalah manusia yang sedang menimbah ilmu secara pendidikan formal yang berada pada dunia kampus. Dan biasanya orang yang ada pada dunia kampus sering juga di sebut sebagai mahasiswa.

Dalam dunia kampus kita sebagai mahasiswa tidak bisa lepas pisahkan dengan yang namanya organisasi, makanya tidak heran kita di dalam dunia kampus terdapat organisasi internal kampus dan organisasi eksternal kampus. Hal ini di buat untuk kita mahasiswa lebih aktif dalam melakukan proses belajar. Karena pada dasarnya hasil dari proses belajar adalah perubahan karakter dari setiap orang.
Tanpa di sadari dari kita mahasiwa bahwa dalam proses belajar di dunia kampus, kita sudah di ajarkan tentang bagaimana cara berpikir secara RAKUS (Rasional, analisi, kritis, universal dan sistimatik). Hal ini di lakukan untuk mengantifikasi pada saat kita berada pada di luar dari dunia kampus, dalam hal ini kembali kepada desa kita masing-masing. Di harapkan dapat berkontribusi pada desa kita masing-masing.
Tapi apa yang di harapkan dari TRI DRAMA PERGURUAN TINGGI itu tidak semua mahasiswa dapat memahaminya. Tri Darma Perguruan Tinggi adalah pengetahuan, penelitian dan pengabdian bagi masyarakat. Kita sudah melakukan pengetahuan dan penelitian dalam dunia kampus. Tapi pengabdian bagi masyarakat yang belum pernah di lakukan. Jangan kita sebagai manusia kampus berpikir bahwa setelah selasai dari  dunia kampus lantas semuanya selesai. Ternyata kita keliru, pada hal setelah lulus dari kampus ada tanggung jawab yang lebih besar untuk di lakukan. Yang di lakukan setelah lulus dari dunia kampus adalah pengabdian bagi masyarakat.
Pengabdian yang dilakukan pada masyarakat harus di lakukan terlepas itu amanah dari tri darma perguruan tinggi. Karena untuk menjadikan sebuah desa berkembang seharusnya ada peran penting yang di lakukan oleh kita sebagai mahasiswa ataupun alumni dari sebuah kampus. Peran yang di lakukan sebagai mahasiswa ataupun alumni dari perguruan tinggi melakukan rekontruksi dalam system pemerintahan desa serta melakukan pembinaan yang bersifat membangun secara kontinu. Tapi apa yang terjadi sekarang ini. Hampir rata-rata mahasiswa dan juga alumni dari perguruan tidak dapat memberikan perannya sesuai apa yang di amanahkan dari perguruan tinggi.
Hal ini terjadi karena pada dasarnya proses belajar dalam dunia kampus juga mempengaruhi. Jika kita benar-benar menjadi mahasiswa yang idialis maka nilai-nilai RAKUS dalam berpikir itu akan menjadi dasar yang paling penting untuk melihat persoal di desa kita.. Sehingga ke RAKUS itu membuat kita menjadi mahasiswa yang paling kontribusi untuk membangun desa lebih baik.  Tapi kalau kita di dalam dunia kampus hanya mampu menjadi mahasiswa oportunis dan ambivalen. Maka pasca kembali ke desa kita tidak dapat melakukan sesuatu perubahan untuk desa, dan kita tidak menjalankan amanah dari tri darma perguruan tinggi. akhirnya kebiasaan kita yang berada pada dunia kampus, akan terbawa sampai pada saat kembali kedesa.  
Pada hal untuk membangun desa untuk lebih baik, di harapakan banyak ide atau gagasan yang di keluarkan dari kita sebagai kaum yang tercerahkan. Karena pada prinsipnya mahasiswa atau alumni perguruan tinggi harus membantu kinerja dari pemerintahan desa. lewat kegiatan-kegiatan yang bersifat ke ilmuan, agar membuat masyarakat dalam desa tersebut lebih cerdas dalam menyikapi persoalan yang ada pada desa.
Persoal yang sering terjadi pada tingkat desa pada umumnya adalah kenakalan remaja, kalau kita mau mentelesuri lebih jauh terkait dengan persoal kenakalan remaja, kita dapat menyimpulkan kenapa kenakalan remaja itu terjadi, yang pertama, pelajar dalam desa kita terlalu mudah di pengaruhi oleh lingkungan, kedua. Lemahnya pendidikan yang di bangun dalam keluarga. Dua hal tersebut yang menjadi alasan kenapa kenakalan remaja sering terjadi di desa. seharusnya dalam permasalahan ini kita sebagai antropologi kampus harus mampu untuk menyelesaiakan persoal yang ada.
Untuk mengurangi kenakalan remaja yang ada pada desa seharusnya yang di lakukan adalah merekotrusi ulang tentang membangun lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. Dengan menghidupkan kembali tempat-tempat belajar. Akhirnya tidak ada lagi pelajar ataupun mahasiswa yang terjerumus ke hal-hal yang bersifat negative. Dan juga kita sebgai orang tua harus memperhatikan anak. Agar anak-anak kita tidak muda terjerumus dengan lingkungan yang ada.
Oman

3 komentar :