KOMPARASI PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK DENGAN KONSTRUKTIVISME
Dalam satu kesempatan
perkuliahan, Prof. Nyoman S. Degeng dari Universitas Negeri Malang menyajikan
materi tentang Pergeseran Paradigma Pendidikan dari Behavioristik ke
Kontruktivistik, yang tampaknya dalam praktik pendidikan di Indonesia saat
ini masih berada di persimpangan jalan.
Meski demikian, suka atau tidak
suka kita harus mengucapkan “Selamat Tinggal” kepada Behaviorisme yang
telah terbukti saat ini tidak lagi bisa diandalkan untuk menghadapi
tantangan jaman yang serba kompleks”. Kini waktunya untuk menyambut dan
mengucapkan “Selamat Datang” kepada Konstruktivisme yang tampaknya dapat
memberikan harapan baru bagi peningkatan mutu pendidikan nasionalMenurut
pemikiran beliau terdapat 5 proposisi utama dari pandangan kontruktivisme
beserta implikasinya terhadap praktik
pembelajaran, yaitu:
Proposisi 1: Belajar adalah
proses pemaknaan informasi baru.
- Dorong munculnya diskusi pengetahuan yang dipelajari
- Dorong munculnya berpikir divergent, bukan hanya satu jawaban benar
- Dorong munculnya berbagai jenis luapan pikiran/aktivitas
- Tekankan pada keterampilan berpikir kritis
- Gunakan informasi pada situasi baru
Proposisi 2: Kebebasan merupakan unsur
esensial dalam lingkungan belajar
- Sediakan pilihan tugas
- Sediakan pilihan cara memperlihatkan keberhasilan
- Sediakan waktu yang cukup memikirkan dan mengerjakan tugas
- Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang telah ditetapkan waktunya
- Sediakan kesempatan berpikir ulang
- Libatkan pengalaman konkrit
Proposisi 3: Strategi belajar yang
digunakan menentukan proses dan hasil belajarnya
- Berikan kesempatan untuk menerapkan cara berpikir dan belajar yang paling cocok dengan dirinya
- Berdayakan melakukan evaluasi diri tentang cara berpikirnya, cara belajar, atau lainnya
Proposisi 4: Motivasi dan usaha
mempengaruhi belajar dan unjuk-kerja
- Motivasilah dengan tugas-tugas riil dalam kehidupan sehari-hari dan kaitkan tugas dengan pengalaman pribadi
- Dorong untuk memahami kaitan antara usaha dan hasil
Proposisi 5: Belajar pada hakekatnya memiliki aspek sosial. Kerja
kelompok sangat berharga
- Beri kesempatan untuk melakukan kerja kelompok
- Dorong untuk memainkan peran yang bervariasi
- Perhitungkan proses dan hasil kerja kelompok
Berikut ini dikemukakan pula hasil analisis beliau tentang
kedua aliran filsafat pendidikan tersebut.
Komparasi Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme
BEHAVIORISTIK
|
KONSTRUKTIVISTIK
|
Pandangan Tentang Pengetahuan, Belajar dan
Pembelajaran
|
|
Pengetahuan: objektif, pasti,
tetap
|
Pengetahuan : non- objektif,
temporer, selalu berubah
|
Belajar: perolehan pengetahuan
|
Belajar: pemaknaan pengetahuan
|
Mengajar: memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar
|
Mengajar: menggali makna
|
Mind berfungsi sebagai alat penjiplak struktur pengetahuan
|
Mind berfungsi sebagai alat
menginterpretasi sehingga muncul makna yang unik
|
Si pembelajar diharapkan memiliki
pemahaman yang sama dengan pengajar terhadap pengetahuan yang dipelajari
|
Si pembelajar bisa memiliki
pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari
|
Segala sesuatu yang ada di alam
telah terstruktur, teratur, rapi.
Pengetahuan juga sudah terstruktur rapi
|
Segala sesuatu bersifat temporer,
berubah, dan tidak menentu.
Kitalah
yang memberi makna terhadap realitas
|
Masalah Belajar dan Pembelajaran
|
|
Keteraturan
|
Ketidakteraturan
|
Si pembelajar dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas yang ditetapkan
lebih dulu secara ketat
|
Si pembelajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas
|
Pembiasaan (disiplin) sangat
esensial
|
Kebebasan merupakan unsur yang
sangat esensial
|
Kegagalan atau ketidak-mampuan
dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai KESALAHAN, HARUS DIHUKUM
Keberhasilan
atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas dipuji atau
diberi HADIAH
|
Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat
sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu DIHARGAI
|
Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan
|
Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan
|
Kontrol belajar dipegang oleh sistem di luar
diri si Pembelajar
|
Kontrol belajar dipegang oleh si Pembelajar
|
Tujuan pembelajaran menekankan pada penambahan pengetahuan
Seseorang
dikatakan telah belajar apabila mampu mengungkapkan kembali apa yang telah
dipelajari
|
Tujuan pembelajaran me-nekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut
aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata
|
Masalah Belajar dan Pembelajaran: Strategi
Pembelajaran
|
|
Keterampilan terisolasi
|
Penggunaan pengetahuan secara bermakna
|
Mengikuti urutan kurikulum ketat
|
Mengikuti pandangan si Pembelajar
|
Aktivitas belajar mengikuti buku teks
|
Aktivitas belajar dalam konteks nyata
|
Menekankan pada hasil
|
Menekankan pada proses
|
Masalah Belajar dan Pembelajaran: Evaluasi
|
|
Respon pasif
|
Penyusunan makna secara aktif
|
Menuntut satu jawaban benar
|
Menuntut pemecahan ganda
|
Evaluasi merupakan bagian terpisah dari belajar
|
Evaluasi merupakan bagian utuh
dari belajar
|
0 komentar :
Posting Komentar